INFOEKONOMI.COM – Investasi illegal (bodong) di Tanah Air ternyata mengincar korban dari masyarakat dengan pendidikan tinggi.
Tidak ada hubungan linear antara orang yang berpendidikan tinggi dengan literasi keuangan.
Demikian dijelaskan Deputi Komisioner Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan dan Pelindungan Konsumen OJK Sarjito.
Baca Juga:
Unggah Meme Bergambar Presiden Prabowo Subianto di Media Sosial X, Polisi Tangkap Perempuan SSS
CSA Index Jadi Angin Segar, Pasar Saham Indonesia Kembali Dilirik Investor Global
Hal tersebut dipengaruhi pikiran sebagian besar masyarakat terkait dengan uang, yakni ingin mendapatkan uang banyak dalam waktu singkat.
Karena itu, masyarakat sering terjerat investasi bodong atau ilegal dengan iming-iming yang menggiurkan.
Baca artikel lainnya di sini: Laporan Kasus Investasi Bodong Sri Hartini Ditarik ke Bareskrim Polri, Begin Alasan Polri
Baca Juga:
Jasa Siaran Pers Persriliscom Melayani Publikasi ke Lebih dari 150 Media Online Berbagai Segmentasi
“Kalau ada yang terlalu baik dalam hal apapun, harus rasional. Orang investasi harus logis,” kata Sarjito, di Universitas Nusa Cendana, Senin, 28 Agustus 2023.
Menurut Sarjito, diketahui sejumlah korban adalah figur publik ternama hingga petinggi perusahaan atau lembaga dengan pendidikan tinggi.
Hal itu terungkap ketika menangani kasus-kasus investasi bodong dari Wahana Bersama Globalindo hingga Koperasi Pandawa,
“Koperasi Pandawa bahkan pelakunya tidak lulus SMP, tetapi korbannya banyak petinggi-petinggi,” tandas Sarjito.
Baca Juga:
Presiden Prabowo Subianto Tunjukkan Keberhasilan Nyata di Bidang Pertanian, 5 Terobosan Jadi Catatan
Demi Selamatkan Ekonomi, PImpinan Buruh Dukung Langkah Presiden Prabowo Bentuk Satgas PHK
Alasan Hasan Nasbi Mundur dari Kepala Komunikasi Kepresidenan Meski Belum Genap Setahun Menjabat
OJK pun terus gencar melakukan upaya peningkatan literasi keuangan terhadap masyarakat.***