INFOEKONOMI.COM – Investasi illegal (bodong) di Tanah Air ternyata mengincar korban dari masyarakat dengan pendidikan tinggi.
Tidak ada hubungan linear antara orang yang berpendidikan tinggi dengan literasi keuangan.
Demikian dijelaskan Deputi Komisioner Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan dan Pelindungan Konsumen OJK Sarjito.
Baca Juga:
Presiden Prabowo Subianto Kiirimkan Karangan Bunga untuk Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri
Hal tersebut dipengaruhi pikiran sebagian besar masyarakat terkait dengan uang, yakni ingin mendapatkan uang banyak dalam waktu singkat.
Karena itu, masyarakat sering terjerat investasi bodong atau ilegal dengan iming-iming yang menggiurkan.
Baca artikel lainnya di sini: Laporan Kasus Investasi Bodong Sri Hartini Ditarik ke Bareskrim Polri, Begin Alasan Polri
“Kalau ada yang terlalu baik dalam hal apapun, harus rasional. Orang investasi harus logis,” kata Sarjito, di Universitas Nusa Cendana, Senin, 28 Agustus 2023.
Menurut Sarjito, diketahui sejumlah korban adalah figur publik ternama hingga petinggi perusahaan atau lembaga dengan pendidikan tinggi.
Baca Juga:
Soal Dterbitkannya Sertifikat HGB dan SHM di Laut Banten, Ombudsman RI Minta Kejelasan Nusron Wahid
Sebut Menuju Swasembada Energi, Presiden Prabowo Subianto Resmikan 37 Proyek Listrik di 18 Provinsi
Hal itu terungkap ketika menangani kasus-kasus investasi bodong dari Wahana Bersama Globalindo hingga Koperasi Pandawa,
“Koperasi Pandawa bahkan pelakunya tidak lulus SMP, tetapi korbannya banyak petinggi-petinggi,” tandas Sarjito.
OJK pun terus gencar melakukan upaya peningkatan literasi keuangan terhadap masyarakat.***