INFOEKONOMI.COM – PT Garuda Indonesia (Persero) optimistis mampu mencatatkan pendapatan 3 miliar dolar AS atau sekitar Rp49 triliun pada 2024 dengan melakukan berbagai strategi.
Kinerja perusahaan kini sudah mulai membaik meski ia juga mengakui bahwa pendapatan perusahaan terbatas karena jumlah armada yang sedikit.
Garuda Indonesia mencatatkan pendapatan sebesar 411 juta dolar AS (Rp6,7 triliun) pada kuartal pertama tahun 2024.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Angka ini memang lebih rendah dibandingkan Q4 2023, tetapi lebih tinggi dibandingkan Q2 dan Q3 2023.
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan hal itu dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR RI di Gedung Parlemen, Jakarta, Rabu (3/7/2024).
“Kalau melihat tren ini mestinya angka di atas 3 miliar dolar AS sebagai pendapatan lebih mudah bisa kami capai,” kata Irfan.
Untuk mencapai target tersebut, Garuda berencana menambah sembilan pesawat pada 2024, setelah sebelumnya mendapatkan tambahan empat armada pada tahun lalu.
Baca Juga:
PROPAMI Rumuskan Arah Baru Penguatan Profesi Pasar Modal
5 Pilihan Tempat Wisata di Bali, Mulai dari Pantai Hingga Pegunungan
7 Manfaat Payment Processing untuk Efisiensi Transaksi Bisnis Online di Indonesia
Selain dari penjualan tiket pesawat, Garuda juga menerapkan berbagai program untuk meningkatkan pendapatan mereka, salah satunya adalah kerja sama dengan Singapore Airlines (SQ).
Kerja sama ini memungkinkan pemegang KrisFlyer SQ untuk menukarkan poin mereka dengan penerbangan Garuda Indonesia, dan sebaliknya.
Kerja sama juga dilakukan dengan BCA Digital Blu. Menurut Irfan, dengan kerja sama ini maka poin BCA Blu secara otomatis akan dikonversi menjadi Garuda Miles.
Garuda juga gencar menawarkan perusahaan-perusahaan untuk membeli Bulk Miles yang dapat dibagikan sebagai hadiah kepada karyawan mereka untuk penerbangan.
Baca Juga:
Akuisisi BCA dan Keadilan Publik: Dari Ongkos 1998 ke Kontribusi Sistemik Kini
Perusahaan BUMN ini juga memanfaatkan skema konversi poin kartu kredit untuk meningkatkan pendapatan.
Dalam skema ini, perusahaan kartu kredit akan membayar Garuda Indonesia sejumlah dana untuk menukarkan poin nasabah mereka menjadi Garuda Miles.
“Ini kami menaruh banyak tim untuk memastikan bahwa revenue kami bisa naik.”
“Namun, saya sepakat kalau kami tidak menambah pesawat, berdarah-darah kami untuk menaikkan revenue.”
“Tapi kalau kami menambah kebanyakan, masalah akan muncul.”
“Jadi ini mesti sangat hati-hati untuk menambah alat produksi kami,” pungkasnya.***
Baca Juga:
Harga Pangan Melunak, Inflasi Nasional 2,31 Persen di Agustus
Koperasi Desa Jadi Motor Baru Ekonomi, BUMN Wajib Transparan
Gelar Kuliah Dipertanyakan CEO Teknologi, Apa Relevansinya di Era AI
Sempatkan untuk membaca berbagai berita dan informasi seputar ekonomi dan bisnis lainnya di media Bisnisidn.com dan Infobumn.com
Jangan lewatkan juga menyimak berita dan informasi terkini mengenai politik, hukum, dan nasional melalui media Harianindonesia.com dan Hellodepok.com
Sedangkan untuk publikasi press release di media ini atau serentak di puluhan media lainnya, klik Rilisbisnis.com (khusus media ekbis) dan Jasasiaranpers.com (media nasional)
WhatsApp Center: 085315557788, 087815557788, 08111157788.
Pastikan download aplikasi portal berita Hallo.id di Playstore (android) dan Appstore (iphone), untuk mendapatkan aneka artikel yang menarik.